SMSI Award 2025: Arif Firmanto dan Narasi Baru Pembangunan Sumenep

Foto: Sekretaris Bappeda Sumenep Ir. Alkaf Harto Maryono, M.Si (3 dari kiri) mewakili Kepala Bappeda Sumenep Dr Ir Arif Firmanto, S.TP., M.Si., IPU saat Menerima Penghargaan SMSI Award 2025 (Di - updatejatime.net)

SUMENEP, updatejatime.net – Dr. Ir. Arif Firmanto, dinobatkan sebagai Tokoh Pioner Tata Kelola Pembangunan Daerah Berbasis Data oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di acara SMSI award 2025.

Namun, lebih dari sekadar seremoni, penghargaan ini menyimpan pesan yang lebih dalam, lahirnya babak baru dalam pembangunan daerah yang tidak lagi bertumpu pada asumsi, melainkan pada data yang kuat dan arah kebijakan yang terukur.

“Ini bukan sekadar penghargaan personal, tapi bentuk pengakuan atas kerja kolektif seluruh tim Bappeda dan semangat kolaborasi lintas sektor di Sumenep,” ujar Arif. Jumat 30 Mei 2025

Sebagai kepala Bappeda, Arif dikenal tak banyak bicara, namun lugas dalam bertindak. Ia pelan tapi pasti merombak wajah perencanaan pembangunan di Sumenep, dari pola lama yang statis menuju pendekatan dinamis berbasis data real-time.

Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan ruang partisipasi masyarakat dalam perencanaan.

Sementara itu, Ketua SMSI Jawa Timur, Sokip, menyampaikan transformasi ini layak diapresiasi.

“Pak Arif adalah contoh nyata birokrat yang tidak hanya memahami data, tapi mampu menjadikannya alat perubahan. Ia konsisten, sistematis, dan berdampak,” tegasnya.

Tidak hanya di lingkup lokal, lanjut dia, Arif juga dipandang sebagai representasi keberhasilan pendekatan teknokratik dalam birokrasi daerah.

Senada disampaikan oleh Kepala Diskominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi, menyebut capaian ini sejalan dengan visi digitalisasi pelayanan publik yang diusung Pemprov Jatim.

“Integrasi data dan kebijakan itu kunci. Sumenep menunjukkannya secara nyata, dan Pak Arif menjadi figur sentral dalam proses itu,” ucapnya.

Acara penganugerahan SMSI Award 2025 juga dibalut nuansa kultural yang kental, pertunjukan Tong-tong Angin Ribut dan Mega Remmeng menggema di halaman pendopo, seolah mengirim pesan bahwa modernisasi dan tradisi bisa berjalan beriringan.

Sementara di sisi lain panggung, lapak-lapak UMKM lokal berdiri sebagai bukti hidup bahwa pembangunan tidak hanya soal data, tapi juga soal kehidupan nyata masyarakat.

Tidak hanya itu, Ketua panitia, Toifur Ali Wafa menegaskan bahwa pemilihan Arif Firmanto sebagai penerima penghargaan bukan keputusan instan.

“Penilaian kami bukan hanya pada inovasi, tetapi juga pada dampak dan keberlanjutan. Arif Firmanto memenuhi semua itu,” jelasnya.

Dengan penghargaan ini, Arif tidak hanya dikenang sebagai pemimpin birokrasi, tetapi juga sebagai arsitek perubahan yang menjadikan data bukan sekadar angka, melainkan pijakan arah masa depan.(DieBM)