Riset Banjir BRIDA Sumenep Libatkan Kampus, Targetkan Road Map Penanganan dari Hulu ke Hilir

Foto: Banjir di jalan raya Pamekasan - Sumenep (Di - updatejatim.net)

SUMENEP, updatejatim.net — Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tengah mempersiapkan riset komprehensif untuk mengurai persoalan banjir yang kerap melanda sejumlah kawasan di wilayahnya.

Langkah ini menjadi respons atas desakan publik dan legislatif yang menuntut pendekatan ilmiah dan terstruktur dalam penanggulangan banjir.

Dorongan tersebut salah satunya datang dari Anggota Komisi I DPRD Sumenep, Hairul Anwar, yang menilai sudah saatnya pemerintah daerah mengambil tindakan berbasis riset untuk menangani banjir yang semakin kompleks.

“BRIDA itu sangat strategis untuk melakukan riset yang mendalam, sekaligus memberikan masukan ke Pemerintah Daerah agar lahir peta jalan (road map) penanganan banjir,” ujar Hairul. Minggu 8 Juni 2025

Menurutnya, penanganan banjir tidak bisa lagi bersifat tambal sulam. Harus ada kebijakan berbasis data dan kajian ilmiah yang menyeluruh, mencakup faktor-faktor penyebab banjir dari hulu ke hilir.

Merespons hal itu, Sekretaris BRIDA Sumenep, Abd. Kahir, menegaskan bahwa pihaknya telah merancang kerangka kerja awal riset tersebut.

“Koordinasi telah dilakukan dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) sebagai langkah awal pengumpulan data lapangan dan sinkronisasi program,” tegasnya.

“Kami juga sudah melakukan rapat internal untuk persiapan kerangka kerjanya,” ucapnya.

Riset ini dijadwalkan akan dimulai pada September atau Oktober mendatang. BRIDA berencana menggandeng perguruan tinggi yang memiliki keahlian di bidang teknik lingkungan dan tata ruang.

“Kajian akan difokuskan pada dua klaster utama wilayah perdesaan meliputi Desa Sendir, Muangan, dan Patean, serta wilayah perkotaan yang selama ini menjadi langganan genangan air saat hujan deras turun,” tuturnya.

Ia menyampaikan, pendekatannya akan pihaknya buat komprehensif. Tidak hanya melihat aspek fisik semata seperti saluran drainase, tetapi juga pola alih fungsi lahan, tata guna tanah, hingga aspek sosial masyarakat.

“Riset ini bukan sekadar untuk dokumentasi, melainkan akan diformulasikan menjadi policy brief, rekomendasi kebijakan yang akan disampaikan ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait sebagai landasan perencanaan maupun evaluasi kebijakan penanggulangan banjir ke depan,” ungkapnya.

Pihaknya mengatakan, jika berjalan sesuai rencana, ini akan menjadi riset kebencanaan terpadu pertama yang digagas oleh BRIDA Sumenep sejak lembaga ini aktif menjalankan fungsinya sebagai pusat kajian strategis daerah.

Pemerintah daerah diharapkan dapat menggunakan hasil kajian ini sebagai rujukan dalam pembangunan infrastruktur, perumahan, serta program lingkungan hidup di kawasan rawan banjir.

“Bukan hanya soal teknis drainase, tapi juga menyangkut arah pembangunan Sumenep di masa depan, apakah sudah adaptif terhadap risiko iklim dan bencana atau belum. Itu yang ingin kami jawab melalui riset ini,” pungkasnya.(DieBM)