Krisis Baca Mahasiswa di Era Digital : Tantangan dan Solusi ?

Foto : Moh Imam Bushiri, SM., MM (Alumni Paska Sarjana Manajemen. Universitas Islam Malang).

OPINI, updatejatim.net – Di era digital, mahasiswa memiliki akses tak terbatas terhadap informasi. Dengan satu klik, jurnal akademik, e-book, dan artikel ilmiah tersedia dalam genggaman. Namun, ironisnya, budaya membaca justru mengalami kemunduran.

Krisis baca di kalangan mahasiswa bukan hanya tentang kurangnya akses, tetapi lebih pada perubahan kebiasaan dalam menyerap informasi. Salah satu penyebab utama adalah pola konsumsi informasi yang instan.

Media sosial dan platform digital menyajikan konten dalam format singkat dan cepat, membuat mahasiswa terbiasa membaca secara sekilas tanpa benar-benar memahami isi bacaan.

Hal ini berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis dan analitis, yang sebenarnya sangat dibutuhkan dalam dunia akademik.Selain itu, distraksi digital juga menjadi tantangan besar.

Ketika membaca materi kuliah, notifikasi dari ponsel atau godaan untuk membuka media sosial sering kali menghambat fokus dan memperpendek rentang perhatian. Akibatnya, pemahaman terhadap bacaan menjadi dangkal dan tidak maksimal.

Namun, bukan berarti digitalisasi hanya membawa dampak negatif. Teknologi juga membuka peluang baru, seperti audiobook, aplikasi ringkasan buku, dan akses literatur yang lebih luas.

Tantangannya adalah bagaimana mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi secara bijak, mengembangkan kebiasaan membaca yang lebih mendalam, dan meningkatkan literasi digital untuk memilah informasi yang kredibel.

Krisis baca di era digital bukan hanya persoalan kurangnya minat, tetapi juga perubahan pola membaca yang menuntut adaptasi. Mahasiswa perlu mengembangkan kesadaran akan pentingnya membaca secara aktif dan kritis agar tidak terjebak dalam budaya instan yang justru menghambat perkembangan intelektual mereka.

Bagaimana menurutmu, apakah mahasiswa saat ini masih memiliki kebiasaan membaca yang kuat, atau lebih banyak terpengaruh oleh budaya digital yang instan?

*Oleh
Moh Imam Bushiri, SM., MM
( Alumni Paska Sarjana Manajemen.
Universitas Islam Malang).