Sumenep, updatjatim.net – Pelestari Budaya Leluhur Desa Aeng Tong-tong, “Pelar Agung”, menggelar acara Haul dan Jamasan Pusaka yang memukau, memperingati kebesaran Keraton Sumenep serta menghormati warisan pusaka leluhur yang kaya makna di desa setempat, Selasa (16/07/24).
Kegiatan ini menjadi momentum penyatuan lintas generasi. Acara tidak hanya dihadiri oleh para empu, tokoh agama, dan masyarakat, tetapi juga melibatkan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Bupati Sumenep, Achamad Fauzi Wongsojudo, menyampaikan Siswa mengikuti Haul dan Jamasan sebagai salah satu cara memperkenalkan warisan budaya para leluhur supaya mereka mencintai, merawat serta melestarikan keris.
Upaya untuk memastikan kelangsungan regenerasi ini tidak hanya menjadi isu saat ini, tetapi juga menjadi fokus utama untuk menjaga keberlanjutan seni kerajinan keris di masa yang akan datang.
“Karena itulah empu, sesepuh dan pelaku keris utamanya di Desa Aeng Tong-tong senantiasa menularkan ilmu dan keahliannya kepada generasi muda di desanya, demi melestarikan tradisi luhur kepada generasi muda sebagai penerus,” jelasnya.
Tradisi jamasan keris pusaka Keraton dan pusaka leluhur Desa Aeng Tong-tong menggabungkan elemen spiritual dan historis yang kaya. Upacara melibatkan tujuh sumber mata air kuno yang tersebar di tiga lokasi berbeda yaitu Taman Sare Keraton, Kecamatan Lenteng, dan Kecamatan Saronggi.
Di tempat yang sama, Empu Keris dari Paguyuban Pelar Agung, Ika Arista, menyoroti pentingnya melibatkan generasi muda dalam kegiatan tersebut.
Ia menambahkan bahwa melibatkan siswa memungkinkan mereka untuk secara langsung menyaksikan proses penjamasan keris, yang merupakan bagian integral dalam menjaga dan merawat warisan pusaka yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.
Dengan demikian, generasi muda diajak untuk memahami nilai-nilai budaya dan kearifan lokal serta memastikan keberlanjutan tradisi yang berharga bagi komunitas mereka
“Semoga, kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada siswa tentang merawat pusaka keris sebagai salah satu budaya warisan leluhur,” pungkasnya.