SUMENEP, updatejatim.net – Komitmen memperjuangkan terbentuknya Provinsi Madura semakin menguat. Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sumenep dari Fraksi PKB, Ahmadi Yasid, turut hadir dalam pertemuan lintas elemen di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan untuk membahas langkah percepatan pemekaran wilayah tersebut.
Pertemuan yang dihadiri oleh kepala daerah, pimpinan DPRD, tokoh ulama, akademisi, serta Panitia Pembentukan Provinsi Madura (P3M) ini menghasilkan kesepakatan penting untuk membangun gerakan bersama untuk mempercepat proses administrasi dan politik menuju Madura sebagai provinsi mandiri.
“Kesepakatan ini muncul dari kebutuhan mendesak dan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Madura,” ujar Ahmadi Yasid. Sabtu 24 Mei 2025
Ia menegaskan, bahwa proses pemekaran sudah menjadi keharusan, mengingat kesiapan seluruh kabupaten di Madura baik secara administratif maupun wilayah. Namun demikian, tahapan selanjutnya adalah meyakinkan pemerintah pusat.
“Tugas kita berikutnya adalah melakukan pendekatan politik ke Presiden agar ada solusi konkret. Salah satu langkah yang disepakati adalah segera menemui Presiden Prabowo,” tegasnya.
Dalam forum itu juga diungkapkan bahwa perjuangan pembentukan Provinsi Madura bukan hal baru. Sementara itu, Ketua P3M, H. A Zaini, menjelaskan bahwa gagasan ini telah ada sejak lama, bahkan sebelum pembangunan Jembatan Suramadu dimulai.
“Semua elemen, mulai dari Bupati, DPRD, hingga para ulama yang tergabung dalam Bassra sudah lama menyatakan dukungan. Hanya saja terkendala regulasi, terutama adanya moratorium pembentukan daerah baru sejak 2014,” jelasnya.
Senada disampaikan Bupati Sampang, Slamet Junaidi, menyatakan bahwa semua daerah di Madura siap apabila syarat pembentukan provinsi mengharuskan adanya pemekaran kabupaten atau kota.
“Kami di Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep siap. Ini bukan tentang kepentingan daerah masing-masing, tapi untuk Madura secara keseluruhan,” ujarnya.
Diketahui, pertemuan strategis ini juga dihadiri oleh para rektor perguruan tinggi di Madura dan para kiai besar dari berbagai pesantren. Keberadaan mereka menegaskan bahwa perjuangan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat Madura dari berbagai latar belakang.(DieBM)