DKPP Sumenep Menjaga Syariat dan Kesehatan Hewan Kurban Menjelang Idul Adha

Foto: Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid saat meninjau hewan kurban (Di - updatejatim.net)

SUMENEP, updatejatim.net – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tak hanya fokus pada pemeriksaan kesehatan hewan kurban, tetapi juga gencar melakukan edukasi langsung kepada para penjual dan calon pembeli.

Salah seorang penjual, Thoriq, yang setiap tahun berjualan kambing dari kandang miliknya mengaku lebih tenang karena merasa dilindungi oleh sistem.

“Dulu kalau ada hewan sakit, saya bingung harus lapor ke mana. Sekarang, saya tinggal hubungi tim DKPP, dan mereka datang. Mereka juga tidak serta-merta melarang jualan, tapi kasih solusi,” katanya. Selasa 3 Juni 2025

Di sisi lain, kepercayaan pembeli ikut meningkat. Beberapa warga mengaku lebih yakin membeli di lapak yang sudah diperiksa dan memiliki spanduk panduan dari DKPP.

Sementara itu, Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, mengatakan bahwa banyak orang melihat hewan-hewan itu dari segi fisik. Tapi kesehatan ternak, terutama menjelang penyembelihan massal, adalah persoalan strategis. Kalau satu saja hewan terinfeksi penyakit zoonosis, dampaknya bisa luas.

“Pemeriksaan yang dilakukan DKPP tidak sekadar menandai hewan sehat atau sakit. Mereka datang dengan tim dokter hewan dan paramedis untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit menular seperti antraks, brucellosis, hingga parasit kulit yang kerap muncul saat musim panas,” jelasnya.

Dari hasil pemantauan sejak awal Juni, lanjut dia, belum ditemukan kasus penyakit serius. Namun DKPP tetap waspada karena arus masuk hewan dari luar daerah seperti Pamekasan dan Bondowoso cukup tinggi menjelang puncak penjualan.

Yang membedakan pendekatan DKPP Sumenep tahun ini adalah kombinasi antara penegakan standar dan pendekatan persuasif kepada pedagang. Selain membawa disinfektan gratis dan alat semprot portabel, mereka juga membagikan spanduk informatif yang wajib dipasang di setiap lapak.

Ia menegaskan, spanduk itu menampilkan panduan sederhana, bagaimana mengenali hewan kurban yang sah menurut syariat (cukup umur, tidak cacat), serta gejala-gejala klinis hewan yang patut dicurigai.

“Ini bagian dari literasi masyarakat. Kami ingin pembeli juga berdaya. Kalau mereka tahu apa yang harus dicek, maka tidak mudah tertipu atau asal beli,” tegasnya.

Menurut Chainur, Idul Adha bukan hanya soal ibadah personal, tapi juga pengelolaan komunal. Di balik satu penyembelihan kurban, ada tanggung jawab sosial, biologis, bahkan spiritual yang harus dijaga bersama.

“Inilah mengapa kami tidak ingin pendekatan ini berhenti di tahun ini. Tahun depan, kami targetkan pelatihan penjual, sertifikasi lapak, dan mungkin kolaborasi dengan masjid-masjid penyelenggara penyembelihan,” tukasnya.

Bagi DKPP Sumenep, menjaga kesehatan hewan kurban adalah bagian dari menjaga integritas ibadah itu sendiri. Dan di balik hiruk-pikuk pasar dadakan menjelang Idul Adha, ada barisan kecil yang tak henti bergerak, memeriksa, mengedukasi, dan menjaga demi kurban yang sah, sehat, dan menenteramkan.(DieBM)