SUMENEP, updtaejatim.net – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tak lagi sekadar tempat mencetak kartu kuning atau AK1. Lembaga ini tengah menjalani transformasi mendalam menjadi motor penggerak penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka pengangguran.
Terhitung sejak Januari 2024 hingga Maret 2025, sebanyak 539 pencari kerja mengajukan permohonan AK1, rincianya 490 di tahun 2024 dan 49 pada awal 2025. Namun bagi Disnaker, angka itu bukan sekadar formalitas.
“AK1 itu baru pintu masuk. Misi kami adalah mengantar para pencari kerja sampai ke titik akhir, pekerjaan yang layak,” ujar Eko Kurniawan, Kepala Bidang Penempatan Kerja Disnaker Sumenep, Rabu 16 April 2025.
Lanjut ia menerangkan Langkah konkret mulai digerakkan. Disnaker kini aktif membangun jejaring dengan dunia usaha, mulai dari perusahaan lokal hingga nasional. Bahkan, kolaborasi dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) di sekolah kejuruan pun diperkuat.
“Kami tidak ingin informasi lowongan kerja terjebak di balik meja. Kami ingin infonya sampai ke masyarakat secepat mungkin, lewat berbagai kanal digital yang kami kelola,” tegas Eko.
Setiap permohonan AK1 kini wajib melalui proses validasi. Bagi Disnaker, ini bukan sekadar prosedur, tapi fondasi untuk merancang strategi ketenagakerjaan yang presisi.
“Kalau data pencari kerja kita kuat dan terstruktur, kita bisa sampaikan kebutuhan tenaga kerja Sumenep ke level provinsi hingga nasional secara akurat,” kata Eko.
Data internal juga menunjukkan tren menarik: mayoritas pemohon AK1 berasal dari usia produktif yang lebih memilih bekerja di sektor industri lokal ketimbang urbanisasi atau migrasi ke luar negeri. Ini menandakan pergeseran pola pikir ke arah yang lebih realistis dan membumi.
Selain itu, sambung dia Disnaker juga menggandeng sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam penyusunan program sertifikasi kerja. Tujuannya jelas: menyiapkan lulusan yang bukan hanya cakap akademik, tetapi juga siap kerja.
“Banyak SMK punya semangat, tapi minim akses ke dunia industri. Kami yang menjembatani. Kami punya jaringan, bahkan hubungan personal dengan pelaku usaha,” ungkap Eko.
Sebagai puncak dari upaya tersebut, Disnaker Sumenep tengah menyiapkan Sumenep Job Fair yang dijadwalkan pada September 2025. Agenda ini ditargetkan menjadi ruang temu langsung antara perusahaan dan pencari kerja dalam skala besar.
“Yang kami lakukan ini bukan cuma soal data. Ini tentang masa depan masyarakat Sumenep. Disnaker harus jadi bagian dari solusi, bukan sekadar pencatat angka,” tutup Eko.