SUMENEP, updatejatim.net – Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, jadikan laut bukan hanya tempat mencari ikan, melainkan sumber harapan, ruang kolaborasi, dan kini penopang masa depan ekonomi nasional.
Ketika pemerintah pusat menetapkan target ambisius agar sektor perikanan menyumbang 4 hingga 5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2025, Sumenep menjawabnya dengan harus bergerak.
Dan pergerakan itu dimulai dari bawah. Dari tambak-tambak lele di Ganding, dari karamba-karamba di pesisir Pragaan, hingga jaring-jaring rumput laut yang melayang di perairan Kangayan.
“Sumenep ini bukan hanya punya laut yang luas, tapi juga semangat masyarakat pesisir yang besar. Kami tinggal mempertemukan keduanya dengan strategi yang tepat,” kata Agustiono Sulasno, Kepala Diskan Sumenep. Senin 26 Mei 2025
Langkah awal Sumenep, lanjut dia, bukan pada alat berat atau kapal besar, melainkan pada data. Semua hasil produksi perikanan dari darat hingga kepulauan mulai dicatat secara sistematis dan terintegrasi.
Bagi Agustiono, ini bukan sekadar tugas administratif, Setiap angka produksi adalah bukti bahwa pihaknya ada. Bahwa nelayan dan pembudidaya Sumenep turut menyumbang ekonomi nasional.
Dengan data yang akurat, Sumenep kini punya posisi tawar lebih kuat di mata pemerintah pusat. Ini menjadi landasan untuk menarik anggaran, program strategis, bahkan investasi swasta.
“Kawasan kepulauan seperti Kangayan kini mulai hidup. Dulu hanya dikenal sebagai daerah terpencil dengan akses terbatas, sekarang perlahan menjelma menjadi kawasan budidaya potensial. Perusahaan seperti PT Balad mulai meliriknya, mengembangkan budidaya lobster, tripang, dan rumput laut dengan sistem modern,” tegasnya.
Namun Agustiono memastikan, investasi di Sumenep tidak boleh hanya tentang uang. pihaknya pastikan bahwa teknologi ikut ditransfer, dan warga lokal ikut bekerja. Kalau tidak inklusif, bukan pembangunan namanya.
“Hasilnya mulai terlihat. Masyarakat setempat tidak hanya menjadi tenaga kerja, tapi juga pemilik pengetahuan baru. Budidaya yang dulunya tradisional, kini mulai mengenal sistem kontrol suhu, pengukuran salinitas, hingga manajemen pakan otomatis,” ujarnya.
Melalui APBD 2025, Dinas Perikanan telah menyiapkan anggaran sekitar Rp3 miliar. Dana ini dialokasikan untuk pengembangan budidaya ikan lele, nila, udang, dan rumput laut. Bukan hanya soal produksi, tapi juga pelatihan, pendampingan, hingga perluasan pasar.
“Kalau semua kabupaten maritim di Indonesia bergerak seperti ini, kita bisa dorong PDB perikanan secara signifikan. Kami percaya Sumenep bisa jadi contoh,” jelas Agustiono.
“Harapan kami bahwa dari perairan Madura bagian timur ini, Indonesia bisa membangun ekonomi birunya dengan ekonomi yang tidak hanya tumbuh, tapi juga adil dan lestari,” pungkasnya.(DieBM)