SUMENEP, updatejatim.net – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus mengintensifkan program Jemput Bola (Jebol) sebagai strategi aktif untuk menjangkau para pelajar di tingkat SMA dan SMK di wilayah tersebut.
Program ini tidak hanya berfokus pada pelayanan perekaman e-KTP, tetapi juga menjadi langkah penyelesaian permasalahan laten dalam pendataan penduduk, khususnya bagi kelompok usia muda yang rawan luput dari pencatatan formal.
“Kita lakukan program ini karena banyak pelajar yang, akibat keterbatasan waktu, biaya transportasi, atau kurangnya informasi, belum sempat mengurus e-KTP,” ujar Kepala Disdukcapil Sumenep, R. Achmad Syahwan Effendy, Jumat 02 Mei 2025.
Ia menambahkan bahwa keterlambatan dalam pengurusan e-KTP bisa berdampak serius, terutama dalam akses layanan publik dan saat proses pendaftaran ke perguruan tinggi bagi siswa yang akan lulus.
“Program Jemput Bola menjadi bukti nyata bahwa layanan publik bisa menjangkau lebih banyak warga jika dilakukan secara proaktif dan berorientasi pada kebutuhan lapangan,” tegasnya.
Senada dengan itu, Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Wahasah, menjelaskan bahwa program ini bukan sekadar inovasi layanan, melainkan strategi penting dalam memastikan seluruh masyarakat wajib KTP masuk ke dalam sistem identitas digital nasional secara sah dan terverifikasi.
“Setiap warga negara berhak atas identitas hukum. Namun, kita tak bisa menunggu mereka datang. Pelayanan harus hadir di tempat di mana kebutuhan itu nyata,” ujarnya.
Dalam tiga bulan terakhir, Disdukcapil Sumenep telah aktif mendatangi berbagai sekolah untuk melakukan perekaman data sekaligus memberikan sosialisasi pentingnya legalitas identitas, baik dari sisi hak maupun kewajiban sipil.
“Bagi masyarakat luas, inisiatif ini diharapkan mampu menghindari hambatan dalam mengakses layanan sosial dan bantuan lainnya,” lanjut Wahasah.
Ia pun menegaskan bahwa program ini merupakan cerminan nyata bahwa pelayanan publik tidak semata soal prosedur birokrasi, tetapi tentang kehadiran pemerintah yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat.