Sumenep, Updatejatim.net – Gerakan Aksi Mahasiswa Sumenep (Gamas) akan menggelar demonstrasi ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Senin 29 Juli 2024.
Tujuan aksi tersebut sebagai bentuk protes. Sebab, disinyalir atau diduga ada tindakan pungutan liar (Pungli) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Beberapa Sekolah Menengah Atas (SMP) swasta di Kabupaten paling timur pulau madura.
Koordinator GAMAS, Tolak Amir menegaskan pihaknya merasa geram terhadap beberapa isu yang terjadi di Disdik. Paling parahnya saat ini ada indikaksi pungli dana BOS.
“Padahal dana BOS ini untuk pengembangan siswa melalui pemenuhan fasilitas sarana pendidikan. Jika hal ini saja sudah begini kelakuan oknom tersebut. Bagaimana pendidikan di Sumenep berkembang,” tegasnya.
Lanjut Amir sapaan dari tolak Amir Pihaknya bukan tanpa kajian dan fakta melakukan seruan atau hendak aksi demontrasi. Karena pihaknya mengantongi bukti transfer dan kwitansi dari beberapa sekolah.
“Kami sudah investigasi ke sekolah dan menemukan bukti transfer dan kwitansi pungutan tersebut,” kecamnya.
Maka dari itu, kata Amir pihaknya melalui GAMAS sudah mengirim surat pemberitahuan aksi kepada Polres Sumenep, dalam rangka untuk melakukan unras atau aksi demonstrasi.
Hal tersebut bertujuan untuk mendorong pihak terkait untuk segera menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Kalau kemudian tidak ada tindak lanjut maupun respon, dari Dinas Pendidikan terkait persoalan polemik ini. Maka saya akan melakukan pengembangan dan membawa dugaan kasus pungli tersebut ke jalur hukum,” pungkasnya.
Sementara itu, M. Fajar Hidayat, Kabid SMP Dinas Pendidikan Sumenep, menyampaikan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi yang cukup mengenai pungli Dana BOS yang menjadi dasar aksi tersebut.
“Menurut pengetahuan saya, informasi mengenai pungli ini masih belum jelas dan saya belum mengetahui siapa pelakunya. Lebih baik menunggu, karena ini informasi baru dan kami belum dapat konfirmasi yang konkret,” terangnya.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa adanya kemungkinan dugaan tersebut merupakan pemantik dari situasi sebelumnya di mana seorang guru kepala sekolah sempat ditegur keras.
“Selama saya berada di Dinas Pendidikan, saya telah memanggil semua pihak terkait dan menanyakan masalah ini. Mereka semua mengonfirmasi bahwa tidak ada pungli yang terjadi,” tambahnya.
Lanjut dia, meminta agar masyarakat dan pihak-pihak terkait menunggu klarifikasi lebih lanjut sebelum melakukan aksi yang dapat mempengaruhi citra institusi pendidikan.