SUMENEP, updatejatim.net – Upaya menumbuhkan budaya inovasi di lingkungan pemerintahan dan masyarakat terus digencarkan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur
Salah satu langkah strategis yang tengah disiapkan adalah pelaksanaan Ajang Anugerah Inovasi Daerah (AID) 2025, yang dijadwalkan berlangsung pada bulan September mendatang.
Ajang tahunan ini digagas sebagai ruang apresiasi dan kompetisi bagi para inovator dari berbagai sektor, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Puskesmas, hingga masyarakat umum.
Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan, menegaskan bahwa pelaksanaan AID ini merupakan bagian penting dari agenda pengembangan ekosistem inovasi daerah.
“AID ini memperlombakan inovasi para inovator yang berasal dari OPD, BUMD, Puskesmas, dan masyarakat. Kami ingin memberi panggung kepada ide-ide kreatif yang lahir dari kebutuhan lokal,” kata Benny. Selasa 20 Mei 2025
Saat ini, BRIDA masih dalam tahap penjaringan dan pemetaan inovasi yang sudah diajukan. Proses ini dilakukan secara cermat untuk memastikan hanya inovasi yang benar-benar berdampak dan layak yang akan masuk ke tahap kompetisi.
Benny menyebut bahwa asesmen terhadap inovasi dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari kebaruan ide, manfaat sosial-ekonomi, hingga potensi replikasi di wilayah lain.
Ajang AID tidak hanya berfungsi sebagai kompetisi semata, tetapi juga menjadi mekanisme untuk mengidentifikasi dan memperkuat inovasi lokal yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dalam ajang sebelumnya, para pemenang mendapatkan penghargaan berupa uang pembinaan: Rp15 juta untuk juara pertama, Rp10 juta untuk juara kedua, dan Rp7 juta untuk juara ketiga.
Namun, lanjut dia, tahun ini BRIDA berencana memberikan penghargaan tambahan di luar uang pembinaan, meskipun bentuknya masih dalam pembahasan dan sangat bergantung pada kondisi anggaran.
“Tahun ini rencana ada supporting hadiah lain. Tapi masih dibahas, tentu disesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada,” ujarnya.
Hal ini menunjukkan komitmen BRIDA untuk terus meningkatkan nilai penghargaan terhadap para inovator, serta memberikan insentif yang lebih luas agar partisipasi masyarakat dalam inovasi terus tumbuh.
Lebih lanjut, Benny menyampaikan bahwa AID dirancang sebagai agenda tahunan untuk memastikan kesinambungan program inovasi daerah. Menurutnya, inovasi bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan budaya kerja dan pola pikir yang harus terus dipupuk di semua lini.
“Kami berharap AID menjadi pemicu, bukan hanya hasil akhir. Ini menjadi bagian dari strategi kami agar geliat inovasi tumbuh subur di Sumenep, tidak hanya di level OPD, tapi juga sampai ke masyarakat akar rumput,” tambahnya.
BRIDA juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, komunitas, dan sektor swasta untuk memperkuat proses inkubasi ide dan pendampingan inovasi.
Dengan pelaksanaan AID 2025, Sumenep menunjukkan langkah nyata dalam membangun daerah berbasis pengetahuan dan kreativitas.
“Di tengah tantangan global dan tuntutan layanan publik yang semakin kompleks, inovasi menjadi kunci untuk menciptakan solusi yang cepat, relevan, dan berkelanjutan,” tandasnya. (DieBM)